Sabtu, 02 Juni 2012

SEJARAH SINGKAT SATUAN BRIMOB POLDA BENGKULU






 Pataka Kepolisian Daerah Bengkulu
''WASPADA JANA NURAGA''




Duaja Satuan Brimob Polda Bengkulu
''SATYA JALADARA KRIYA''


SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN
KORPS BRIGADE MOBIL DAERAH BENGKULU


I.    PENDAHULUAN

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, sudah seharusnya generasi Brimob khususnya dan Polri umumnya mengetahui riwayat atau sejarah perjuangan para pendahulunya, hal ini dimaksudkan antara lain sebagai pegangan dan pembinaan prajurit dan sebagai petunjuk untuk menimba pengalaman yang sangat berharga serta untuk melestarikan  nilai-nilai semangat juang 45 agar terpatri dalam sanubari prajurit Polri.

Dengan mengetahui suka duka perjuangan para pendahulunya diharapkan generasi Brimob khususnya dan Polri umumnya mampu dan dapat mengambil hikmah setiap peristiwa yang terjadi agar dapat berbuat secara arif dan bijaksana serta mampu instropeksi diri dalam setiap tindakan.


II.   PERKEMBANGAN KORPS BRIMOB DAERAH BENGKULU

 

a.      Tahun 1941 – 1950

 

Pada awal tahun 1941 s/d 1945 di Keresidenan Bengkulu terbentuk satuan Polisi Istemewa, dengan komandan pada masa itu dipimpin oleh Comisaris R. Van Rian Muller kebangsaan Belanda. Tanggal 14 November 1945 istilah Polisi Istimewa dirubah menjadi Mobile Brigade ( Mobrig ) sebagai komandan Polisi Istimewa adalah Iptu Humala Silalahi.


Pada tahun 1948 terjadi agresi militer Belanda ke 2 di Bengkulu yang mana pada tahun 1948 Polisi Istimewa yang di pimpin Inspektur Polisi Tk Satu Humalala Silalahi terjadi pertempuran sengit dengan pasukan sekutu Nice ( Inggris ) yang diboncengi oleh Belanda di pasar Bengkulu. dalam pertempuran tersebut banyak jatuh korban jiwa di pihak pasukan sekutu Inggris termasuk seorang Belanda berpangkat Kapten ( sebagai kenangan pertempuran di Pasar Bengkulu / Kawasan Kota Tuo dibangun sebuah tugu diresmikan oleh Gubernur Bengkulu Drs. Abdul Ajis dan Pangdam II Sriwijaya Palembang pada tahun 1997 ).


Pada tahun 1948 Iptu Humalala Silalahi dipindahkan ke Kampar Riau selanjutnya Polisi Istimewa Bengkulu dipimpin oleh Ipda Kanser Dasmasela.


    

        Wisata Pasar Bengkulu / Kawasan Kota Tuo
      (tempat pertempuran dengan pasukan sekutu Nice / Inggris)


b.    Tahun 1951 – 1961
       

Pada tahun 1951 kepemimpinan Iptu Kanser Dasmasela, Polisi Istimewa Bengkulu dijadikan Kompi Mobrig 5159 dalam arti Kompi dibentuk pada tahun 1951 dengann urutan Kompi ke 59 dari Kompi Mobrig seluruh Indonesia dan masuk dalam Komobda Sumatera Selatan meliputi:

1.      Kompi 5143 di Palembang ( Polda Sumsel sekarang )

2.      Kompi 5151 di Kertapati Palembang

3.      Kompi 5159 di Bengkulu

4.      Kompi 5172 di Rawa Laut Tanjung Karang Lampung

5.      Kompi 5167 di Bangka Belitung

6.      Kompi 5167 di Jambi 


Kedudukan Kompi 5159 Mobrig Bengkulu berkantor di Kebon Ros Bengkulu ( sekarang Unihaz Bengkulu atau sebelah Sekolah Guru Atas / SGA ), asrama yang ditempati oleh anggota Mobrig 5159 yaitu asrama Pondok Besi, asrama Surabaya, asrama Pintu Batu dan satu Pleton Mobrig 5159 ditempatkan di Kecamatan Kepahiang.        

Pada tahun 1953 s/d 1956 Kompi Mobrig 5159 Bengkulu bertugas ke Aceh dalam rangka Operasi Penumpasan DI / TII di Aceh yang dipimpin oleh Iptu NS. Sigar.


Penambahan personel selama 3 periode dari SPN Mobrig  Tanjung Kasau Medan dan SPN Mobrig Watukosek Jawa Timur menjadi kekuatan penuh Kompi Mobrig 5159 Bengkulu terjadi pada kepemimpinan Danki Iptu Muhktar Buchori pada tahun 1958 s/d 1960 dengan kekuatan 167 personel meliputi Danki, Wadanki, Staf Kompi, 4 ( empat ) Pleton dan satu Pleton senjata berat / SB meliputi Mortir 6, 2 pucuk MK 3 dan LMG 2 pucuk.


Pada tahun 1958 berawal dari pemberontakan PRRI Permesta di Sumatera yang ingin membentuk pemerintahan sendiri baik di Padang Sumbar dan Pekan Baru Riau yang dipimpin oleh Kolonel Zulkifli Lubis dan beberapa perwira lain dari Bengkulu Mayor Nawawi, dan Mayor Zakaria Kamidan.


Selesai Proklamasi PRRI  Permesta di Padang, Mayor Nawawi dan Mayor Zakaria Kamidan kemudian kembali ke Bengkulu, mengingat mereka berdua adalah putra asli Bengkulu. pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI dalam sekala besar karena ketidak puasan atas kebijakan pemerintah pusat di Jakarta.


Di Bengkulu Nawawi dan Zakaria Kamidan melakukan penggalangan kepada masyarakat Bengkulu untuk bersama PRRI, disamping PRRI yang mereka bawa dari Sumatera Barat, dalam Operasional lapangan di Bengkulu  Mayor Zakaria Kamidan menunjuk Salamun sebagai komandan lapangan.


Untuk mengantiisipasi pemberontakan PRRI Permesta di Bengkulu, Mobrig 5159 membuat pos-pos pengamanan antara lain di Talang Bunut Muara Aman, Kepahyang, Jenggalu, Tumbuan, Talo, Talang Sali dan Masmambang.


Pos-pos Mobrig Kompi 5159 lainnya di Bengkulu Utara, pos Mobrig Taba Penanjung, Pagar Jati, Lubuk Durian, Ketahun dan Ipuh. ( saat itu dibengkulu hanya ada 4 kabupaten antara lain Bengkulu Kota, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong ).


Kontak pertama Kompi Mobrig 5159 di Bengkulu pada Oktober 1958 di Talang Bunut Muara Aman antara pleton Aipda Suparno dengan PRRI pimpinan Mayor Nawawi dalam kontak tembak tersebut AIpda Suparno tertembak dibagian paha lalu ditawan PRRI beserta dua anggota lainnya agen Polisi Abdul Madjid dan Agen Polisi Kepala Hasanusi, tiga hari kemudian ketiga anggota yang ditawan dapat melarikan diri bergabung dengan kesatuan semula.


Pertempuran kedua antara Kompi Mobrig 5159 dengan PRRI pada awal tahun 1959 di pos Mobrig 5159 Lubuk Durian dan pihak Mobrig gugur Agen Polisi l.Tobing.


Kemudian Februari 1959 Kompi Mobrig 5159 melakukan penghadangan terhadap PRRI pimpinan Mayor Nawawi didekat Pematang Tiga Kembang Ayun. dalam penghadangan tersebut PRRI meninggal sebanyak 8 orang dan yang lainnya melarikan diri ke Sekayun.


April tahun 1959 Pleton Mobrig Kompi 5172 Lampung  yang selesai melaksanakan tugas di pos Mobrig Lubuk Durian Desa Peyangkak dipimpinan oleh Danton Aipda Ujang Sarbini akan kembali ke Lampung. dalam perjalanan dihadang oleh PRRI Permesta pimpinan Zakaria Kamidan dan Salamun yang mengakibatkan gugurnya anggota Mobrig 5172 Lampung sebanyak 7 ( tujuh ) personel dan dimakamkan di taman makam pahlawan Sukamerindu kota Bengkulu ( sekarang PLTD ) dan kemudian dipindahkan di taman makam pahlawan Balai Buntar.


Bulan Juni tahun 1959 Kompi Mobrig 5159 Bengkulu dipimpin oleh Danton Zahari  pada saat akan mengaplus pos Ketahun di hadang oleh gerombolan PRRI Permesta pimpinan Mayor Zakaria Kamidan dan Salamun di Km 13 Pondok Kelapa yang mengakibatkan 13 personel gugur dimedan pertempuran dan dimakamkan di taman makam pahlawan Sukamerindu.


Bulan September tahun 1959 pos Mobrig 5159  Ipuh ( Balai Pertemuan Ipuh )  dipimpin Danton Aipda Latief Rukun diserang oleh gerombolan pemberontak PRRI Permesta pimpinan Mayor Malik dengan mengakibatkan gugurnya Agen Polisi Kepala Badarudin, setelah peristiwa penyerangan pos Mobrig Ipuh pasukan ditarik ke Bengkulu guna konsolidasi untuk melakukan penyerangan balik.


Pada bulan Mei  tahun  1960 dua Pleton Ranger Kompi A dari Kelapa Dua Depok  dipimpin oleh Aiptu Ketut Wahadi mendarat di pantai Ipuh dengan menggunakan kapal milik Polairud dengan kode lampung 801 dengan melakukan pendaratan operasi amphibi untuk memback-up Kompi Mobrig 5159 Bengkulu dipimpin oleh Wadanki Ipda Suparman Wijaya yang mana basis markas pemberontak PRRI Permesta pimpinan Mayor Malik dari Padang Sumatera Barat  berbasis di daerah Mukomuko. setelah pasukan dua Pleton Kompi  Ranger pimpinan Aiptu Ketut Wahadi mendarat dengan aman dipantai Ipuh dan bergabung dengan Kompi Mobrig 5159 Bengkulu yang sudah melakukan perjalanan selama kurang 10 hari dari bengkulu melewati sungai dan hutan sampai di Ipuh, adapun persenjataan yang dipergunakan pada waktu itu M1 Karabin ( Jungle Riffle ), Submachine Gun Carl Gustav, Bren Mk3, Lmg dan Mortir. setelah bergabung Kompi Ranger Kelapa Dua Depok dan Kompi Mobrig 5159 Bengkulu melanjutkan perjalanan menuju bantal melewati pesisir pantai, di daerah pagar ruyung antara retak ilir dan Teramang Bantal terjadi pertempuran hebat dengan PRRI Permesta pimpinan Mayor Malik, gerombolan PRRI Permesta tertembak 6 orang, dan berhasil memukul mundur gerombolan PRRI Permesta sampai ke Penarik Mukomuko dan menyebrang sungai Lubuk Pinang. dari pertempuran Penarik pihak Kompi Ranger dan Kompi Mobrig 5159 tidak ada korban jiwa. dari peristiwa Pagar Ruyung atau lebih dikenal peristiwa pertempuran Bunga Tanjung. Mayor Malik melarikan diri ke Sumbar sedangkan PRRI Permesta pimpinan Mayor Nawawi lari ke daerah Sumsel lalu bergabung dengan gerombolan PRRI Permesta Lahat yang dipimpin Pardede, yang masih bertahan didaerah Bengkulu  adalah PRRI Permesta pimpinan Mayor Zakaria Kamidan dan Salamun.


Pada tahun 1960 Danki  Mobrig 5159 Bengkulu dari AKP Muchtar Buchori digantikan oleh Iptu Supardi. Iptu Supardi menjabat Danki Mobrig 5159 selama Satu tahun Lima bulan selanjutnya dipindahkan ke Jakarta, Danki Mobrig 5159 dipimpin oleh Ipda Suparman yang sebelumnya menjabat Wadanki. selanjutnya pada tahun 1961 Iptu Suparman ditarik ke Jakarta, selanjutnya Danki 5159 Bengkulu dipimpin oleh Ajun Komisaris Polisi  I Gusti Nengah Weda.


     

       Pantai Batu Kumbang Ipuh Kabupaten Mukomuko
      (tempat pendaratan pasukan Ranger Kompi A Kelapa Dua Depok)


c.    Tahun 1961 – 1971

Tanggal 14 November 1961, Mobil Brigade ( Mobrig ) dirubah menjadi Brigade Mobil ( Brimob ) dan diiringi perubahan struktur organisasi dimana istilah Komando Mobil Brigade Daerah ( Komobda ) dirubah menjadi Resimen VII Brigade Mobil yang berpangkalan di Palembang Sumatera Selatan yang membawahi Empat Batalyon salah satuanya Batalyon 721 Bengkulu ( sekarang kampus Unihaz ). dengan dibentuknya Batalyon 721 di Bengkulu yang pertama kali sebagai Danyon AKP I Gusti Nengah Weda dan sebagai Danki B Iptu Suparman.


Pada tahun 1963 Letkol Nawawi dan Letkol Zakaria Kamidan menyerahkan diri di Bengkulu dan kembali ke pangkuan NKRI. Selanjutnya Kompi B Batalyon 721 Bengkulu ditugaskan dalam operasi Dwikora di Kalimantan sebagai komandan Kompi Iptu Anwar Kadin


Pada tahun 1968 s/d 1972 Danyon 721 Bengkulu dipimpin oleh Komisaris Polisi Suratman dan komandan Kompi B Batalyon 721 Inspektur Polisi Dua Tjiptadi. kemudian pada tahun 1970 Ipda Tjiptadi melanjutkan sekolah Sekso di Jakarta, selanjutnya Komandan Kompi B Batalyon 721 di pimpin Aiptu Samio Sugeng sampai dengan tahun 1972.


d.    Tahun 1972


Pada tahun 1971 Kapolri mengeluarkan Surat Keputusan dengan Nomor ; SK / 41 / 1971 tentang Likuidasi Redislokasi Batalyon Brimob dan Kompi-Kompi BS Sumsel. Resimen IV dan istilah Batalyon berganti nama menjadi Satuan Brimob Daerah Kepolisian 7 Sumsel atau disingkat Satbrimobdak 7 Sumsel yang membawahi Empat Kompi BS terdiri dari Kompi 08 Jambi, Kompi 09 di Bukit Besar Sumsel, Kompi 10 di Jl. Sudirman Palembang atau yang sekarang menjadi Mapolda Sumsel dan Kompi 11 Lampung.


Dengan demikian berdasarkan Surat Keputusan Kapolri secara jelas Batalyon 721 Bengkulu ditiadakan dan diredislokasi ke Tanjung Karang Lampung dan Palembang, dan sebagian lagi di alihkan ke Polisi tugas umum serta mengajukan pensiun dari Brimob. Sedangkan  Danyon terakhir dijabat oleh Kompol Suratman, dengan demikian selama kurang lebih 24 tahun daerah Bengkulu mengalami kevakuman / kekosongan dari Satuan Brimob.


e.    Penugasan Kompi Mobrig Kompi B Batalyon 721 Bengkulu:

  1. Pada tahun 1953 s/d 1956 Kompi Mobrig 5159 dikirim ke Aceh dalam penumpasan gerombolan DI / TII dipimpin oleh komandan Iptu M Sigar.
  2. Pada tahun 1958 s/d 1963 Kompi Mobrig dikirim penugasan di Sumbagsel meliputi daerah Sekayu, Oki, Muba, Lahat dalam rangka penumpasan PRRI Semesta dipimpin oleh AKP Muchtar Buchori dan Ipda Suparman Wijaya.
  3. Pada tahun 1963 s/d 1966 Kompi B Batalyon 721 berangkat penugasan operasi Dwikora di Kalimantan  ( ganyang malayasia ) dipimpin oleh Iptu Anwar Kadin.
  4. Pada tahun 1963 Kompi B Batalyon 721 dikirim ke Irian dalam rangka operasi Trikora.
  5. Pada tahun  1971 pasukan Kompi B Batalyon 721 dikirim penugasan ke Timor Timor.

f.    Tahun 1996


Pada tanggal 29 September 1996 daerah Bengkulu dibentuk Kompi kerangka yang personilnya gabungan dari Satbrimob Polda Sumsel dan Polda Lampung dipimpin Ipda  I Made Sudania, S.H. dan Ipda Iskandar Alamsyah, dengan menggunakan Mapolda Bengkulu sebagai kantor sementara, Kompi kerangka inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya Satbrimob Polda Bengkulu.


Dengan adanya Validasi Polwil menjadi Polda sesuai Skep Kapolri Nomor 11 / XII / 1997 tanggal 24 Desember 1997 tentang pengesahan Satuan Brimob Polda Bengkulu, maka  Kompi kerangka Brimob Sumbagsel yang tadinya di BKO kan ke Polda Bengkulu dikukuhkan  menjadi anggota Satuan Brimob Polda Bengkulu dengan Komandan Satuan dijabat oleh Mayor  Polisi Drs. FX Bagus Wahyono dan bermarkas di Kelurahan Surabaya Bengkulu.


Pada masa terbentuknya Satuan Brimob Polda Bengkulu maka ditetapkan lambang Satuan Brimob Polda Bengkulu yaitu “ SATYA JALADARA KRIYA “ yang mengandung makna “ Setia Membela Negara Sampai Titik Darah Penghabisan dan Sukses Dalam Mengemban Tugas “ lambang inilah yang digunakan sebagai lambang kesatuan sampai dengan sekarang. 


   

        Poto Selasar Mako Satbrimob Polda Bengkulu tahun 2001


    

      Poto depan Barak Bujangan Mako Kompi A tahun 2001


III.  PENUGASAN OPERASI

  1. Tahun 1998 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Lettu Pol. I Made Sudania, S.H. melaksanakan tugas Pam Sidang Umum MPR di Jakarta.
  2. Tahun 1998 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Kapten Pol Prasetyo Wardono melaksanakan tugas Pam Sidang Istimewa MPR di Jakarta.
  3. Tahun 1999 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Lettu Pol Iskandar Alamsyah  melaksanakan tugas Pam Ibukota pasca kerusuhan Tri Sakti
  4. Tahun 1999 sebanyak 1 Kompi dipimpin Lettu Pol I Made Sudania, S.H. melaksanakan tugas operasi Sadar Rencong I di Aceh Timur .dan gugur 1 anggota Brimob yaitu Serda Junjunan Sirait.
  5. Tahun 1999 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh  Letda Pol Budi Satria Wiguna melaksanakan tugas operasi Sadar Rencong II di Aceh Besar.
  6. Tahun 2001 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Letda Pol Ikhwanudin, S.T. melaksanakan tugas operasi Cinta Meunasah I di Aceh Tengah gugur 1 anggota Brimob yaitu Serda Indra Sialagan.
  7. Tahun 2001 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Ipda Zainal Syah, S.Sos. melaksanakan tugas operasi Cinta Meunasah II di Aceh Besar  gugur 1 anggota Brimob yaitu Serda Viktor Sirait
  8. Tahun 2002 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu JW Panjaitan, S.H. melaksanakan tugas operasi Pemulihan Keamanan I di Aceh Selatan gugur 1 anggota Brimob yaitu AKP JW Panjaitan, S.H. jabatan Danki operasi.
  9. Tahun 2002 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Ipda Dieno Hendro Widodo melaksanakan tugas operasi Pemulihan Keamanan II di Aceh gugur 1 anggota Brimob yaitu Briptu Yuliadi.
  10. Tahun 2003 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Fathoni Riza melaksanakan tugas operasi Darurat Militer di Aceh Besar gugur 1 anggota Brimob yaitu Briptu Hendrik Simanjuntak.
  11. Tahun 2003 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Budi Satria Wiguna melaksanakan tugas operasi Darurat Sipil di  Aceh Besar.
  12. Tahun 2004 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Otang Sulaeman, S.H. melaksanakan tugas operasi Darurat Sipil di Aceh Barat.
  13. Tahun 2004 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Nurcholish, S.H. melaksanakan tugas operasi Darurat Sipil di Aceh Timur.
  14. Tahun 2004 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Tambok Simanjuntak melaksanakan tugas operasi Sadar Meunasah I Aceh Timur.
  15. Tahun 2005 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Arian Primadanu melaksanakan tugas operasi Sadar Meunasah II di Aceh Timur, gugur 1 anggota Brimob yaitu Bharaka Purnomo.
  16. Tahun 2005 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Dieno Hendro Widodo melaksanakan tugas operasi Tapal Batas di wilayah Polda Sumut.
  17. Tahun 2011 sebanyak 1 Tim Jibom Detasemen Gegana dipimpin oleh Iptu Tomson Sirait, S.Sos. melaksanakan tugas pengamanan Presiden RI di wilayah Polda Jambi.
  18. Tahun 2014 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh AKP Eko Sisbaintoro, S.I.K. melaksanakan tugas pengamanan pelantikan Presiden Ir. Joko Widodo dan Wapres H.M. Yusuf Kalla.
  19. Tahun 2015 Kasat Brimob Polda Bengkulu Kombes Pol Edi Mardianto, S.I.K. selaku Kasatgas Tindak beserta 3 Kompi melaksanakan tugas operasi Mantap Brata di Sumatera Selatan.
  20. Tahun 2015 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh AKBP Imam Suhadi, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Mantap Brata di Kab. Empat Lawang Sumatera Selatan.
  21. Tahun 2016 Wakasat Brimob AKBP Muhammad Guntur S.I.K. melansanakan tugas operasi Tinongbala di Sulawesi Tengah.
  22. Tahun 2016 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh Kompol Mada Ramadita, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Metro Jaya.
  23. Tahun 2016 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh AKBP Imam Suhadi, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Metro Jaya.
  24. Tahun 2017 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh oleh Kompol Mada Ramadita, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Aceh.
  25. Tahun 2017 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Erwin Setiawan, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Metro Jaya.
  26. Tahun 2017 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh AKBP Zainal Syah, S.Sos., M.M. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Metro Jaya.
  27. Tahun 2017 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh Iptu Jumain Budiono, S.Sos. dan Iptu Erwin Setiawan, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Amole III di Papua dalam rangka pengamanan PT. Freeport Indonesia.
  28. Tahun 2018 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Marudut Simbolon melaksanakan tugas operasi Terpadu Matoa di Papua.
  29. Tahun 2019 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh Kompol Mada Ramadita, S.I.K. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Papua.
  30. Tahun 2019 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh AKP Anton Anis melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Solo Jawa Tengah.
  31. Tahun 2019 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh Kompol Hariyanto, S.H., S.I.K. melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Metro Jaya.
  32. Tahun 2020 sebanyak 2 Kompi dipimpin oleh AKP Rudi Jhony Sihite dan AKP Anton Anis  melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Metro Jaya.
  33. Tahun 2020 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh AKP Dody Banjarnahor, S.H. melaksanakan tugas operasi Pamrahwan di Papua.
  34. Tahun 2020 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh AKP Ridwan Siregar melaksanakan tugas operasi Aman Nusa I di Sulawesi Tenggara.
  35. Tahun 2021 sebanyak 1 Tim dipimpin oleh Ipda Arham Kaimudin Umarella, S.Tr.K melaksanakan tugas operasi Mandago Raya III di Sulawesi Tengah.
  36. Tahun 2022 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh AKP Ridwan Siregar, S.H. melaksanakan tugas operasi Puri Agung di Bali.
  37. Tahun 2022 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Iptu Tri Arda Meidiansyah, S.Tr.K. melaksanakan tugas operasi Damai Cartenz di Papua.
  38. Tahun 2024 sebanyak 1 Kompi dipimpin oleh Wadansat Brimob AKBP Patria Yuda Rahadian, S.I.K., M.I.K. dengan jabatan Dansatgas Obyek melaksanakan tugas operasi Satgas Amole I di Papua dalam rangka pengamanan PT. Freeport Indonesia.

IV.  DAFTAR NAMA DANSAT BRIMOB POLDA BENGKULU DARI MASA KE MASA

 

Menghimpun data dari Satuan Brimob Polda Bengkulu, berikut ini daftar urutan nama-nama Dansat Brimob Polda Bengkulu dari masa ke masa sejak tahun 1998 sampai dengan sekarang.

  1. Mayor Pol Drs. FX Bagus W (1998 – 2000)
  2. Mayor Pol Basroni, S.Sos. (2000 – 2001)
  3. Mayor Pol Drs. Suroso Miharjo (2001 – 2003)
  4. Mayor Pol Drs. Imam Margono (2003 – 2004)
  5. Akbp Ramdani Hidayat, S.H. (2004 – 2006)
  6. Akbp Gatot Haribowo, S.I.K. (2006 – 2008)
  7. Kombes Pol H. Antung Muhammad, S.Sos., M.A.P. (2008 – 2010)
  8. Kombes Pol Drs. Subnedih, S.H. (2011 – 2012)
  9. Kombes Pol Edi Mardianto, S.I.K. (2012 – 2015)
  10. Kombes Pol Parid Bachtiar Effendi, S.I.K., M.H. (2015 – 2016)
  11. Kombes Pol Tri Yunianto (2016 – 2019)
  12. Kombes Pol Susnadi, S.I.K. (2019 – 2023)
  13. Kombes Pol Muhammad Fachry, S.H., S.I.K., M.Si. (2024 – Sekarang)

Demikianlah sejarah singkat Satuan Brimob Polda Bengkulu semoga  menjadi satuan yang mampu dicintai masyarakat dan dibanggakan oleh pendahulu dan generasi yang akan datang, sesuai motto operasionel Korbrimob “Sekali Melangkah Pantang Menyerah, Sekali Tampil harus Berhasil" dengan tetap memegang teguh motto pengabdian "Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan" sesuai koridor hukum dan peraturan yang ada.